“Malam Tante .. “ sapaku dengan sopan.
“Malam juga .. “ sahut Malinda Dee yang kemudian mengenalkan diri, kujabat tangannya yang hangat dan sekaligus melirik ke besaran buah dadanya yang terbuka itu.
“Kerja di mana ?” tanya Malinda Dee kemudian
“Biasa saja deh Tan .. usaha sendiri .. “ sahutku dengan tersenyum, wanita ini memang mudah memancing lawan bicaranya agar masuk dalam kubangan niat busuknya, namun aku tidak tahu bahwa Malinda Dee ternyata pegawai tinggi Citibank, menjadi Manager relationship Citibank.
“Malam juga .. “ sahut Malinda Dee yang kemudian mengenalkan diri, kujabat tangannya yang hangat dan sekaligus melirik ke besaran buah dadanya yang terbuka itu.
“Kerja di mana ?” tanya Malinda Dee kemudian
“Biasa saja deh Tan .. usaha sendiri .. “ sahutku dengan tersenyum, wanita ini memang mudah memancing lawan bicaranya agar masuk dalam kubangan niat busuknya, namun aku tidak tahu bahwa Malinda Dee ternyata pegawai tinggi Citibank, menjadi Manager relationship Citibank.
Kami tidak canggung saling ngobrol, bahkan Malinda Dee mentraktir minuman padaku, padahal aku menolak
“Ndak apa deh .. saya senang dapat teman baru “ sahut Malinda Dee dengan senyum yang menggoda itu, aku sendiri sering mencuri curi ke dadanya yang over size, kubayangkan kepalaku tenggelam dalam lautan buah dada Malinda Dee itu.
“Burhan.. berapa sih penghasilan saban bulan ?” tanya Malinda Dee lebih jauh
“Dikit Tan .. dari usaha pribadi palingan 30 juta sebulan . itu pun tidak terpakai “ kataku dengan nada yang kubesarkan sambil menaikan kepalaku agar bisa melihat lebih dalam belahan buah dadanya itu, sontak Malinda Dee pun tersenyum sambil merendahkan dadanya.
“Boleh saya tawarin .. buka rekening private .. aman deh .. “
“Mang Tante Malinda kerja di mana ?” tanyaku dengan nada curious
“Citibank “ sahut Malinda Dee sambil membuka tas kemudian mengeluarkan kartu namanya. Bujuk rayu Malinda Dee terhadapku dilancarkan, tak canggung Malinda Dee sendiri memegang tanganku untuk membuatku lebih percaya ( malah membuatku buta neh ).
“Hmmm .. tawaran yang menarik … “ sahutku dengan mengantungi kartu nama wanita itu dengan mencuri kembali belahan dadanya itu.
Malam itu kami mengobrol ke sana kemari bak teman lama, aku malah diminta datang ke kantornya setelah aku memberikan keterangan saldo rekening bank ku lewat mobile banking membuat Malinda Dee sampai tersenyum manis padaku.
Namun bukan uang yang kuperkara, itu uang lendir, hasil mengewe para artis yang selama ini selalu tidur denganku, mobil, rumah, aku sudah dibeliin para tante tante artis yang doyan kontol itu. Aku kini malah punya hasrat ingin merasakan tubuh sekal nan montok pegawai ciribank itu, tubuhnya yang pendek itu dengan dukungan buah dada over size membuatku ingin mencicipi kemolekan tubuhnya, jika perlu di kantornya sekalipun, kontolku yang besar harus masuk dalam memek Malinda Dee itu, akan kulancarkan rayuan mengewenya. Akan kubuat bertekuk lutut wanita itu, walau aku sendiri tidak yakin akan niatku, namun melihat wataknya yang hedonis, seks pastilah salah satu kebutuhan wajib bagi Malinda Dee.
Paginya aku memang berniat ingin bertemu dengan Malinda Dee di kantornya, aku membuat janji pagi itu, sontak Malinda Dee pun senang, biasa bagi para pegawai bank jika mendapatkan nasabah apapun akan dilakukan, karena uangku juga tidak sedikit, hasil sumbangan para artis doyan kontol dan selingkuh itu. Kantor Citibank Landmark berada di Jalan Sudirman, kupacu motorku, kuterabas macet luar biasa, bayangan vulgar Malinda Dee yang bersusu besar itu itu menggilai kepalaku. Niatku satu, aku akan memeras Malinda Dee agar mau bercinta denganku, aku ingin mencicipi tubuh dan uangnya, akan kuperalat wanita pegawai bank itu.
Aku masuk ke kantor Citibank itu, para sales menawarkan berbagai macam tawaran dari kredit, tabungan dan semacamnya. Namun aku tidak tertarik, dari Customer Service di depan aku ditanyakan ada keperluan apa.
“Bisa saya bantu Pak “ sapa salah satu CS yang ternyata WTS alias Wanita Tinggi Sekali
“Iyaa .. saya ada janji dengan Bu Malinda “ sahutku sambil tersenyum memandang pada tubuh proposional nan seksi dengan belahan dadanya yang montok walau sangat jauh dengan targetku Malinda Dee yang ternyata menungguku di lobby.
Aku pun di antar petugas, aku diajaknya naik ke lantai entah berapa, karena aku tidak mengingat nomer lantai karena sibuk mengakses internet. Sampai di lantai atas tersebut Malinda Dee ternyata sudah menunggu di depan lift, aku pun menyalaminya. Malinda Dee tersenyum, pagi itu Malinda Dee benar benar luar biasa cantik dengan dandanan yang membuat kontolku langsung ngaceng, belahan dadanya lebih parah lagi. Lebih cenderung merayuku agar cepat cepat memindahkan rekening.
“Uang bagiku tak masalah .. itupun uang lendir “ batinku enteng
Aku pun di bawa ke ruangan khusus yang hanya ada aku dan Malinda Dee berdua. Ini merupakan kesenanganku, berdua dengan wanita bertipikal hedonis pemuja seks jelas akan mudah melancarkan rayuan
“Tante cantik deeh “ pujiku yang membuat Malinda Dee tersenyum malu padaku
“Terima kasih Burhaan .. jadi ya .. saya atur semuanya .. kamu tinggal terima beres “ kata Malinda Dee yang duduk di sampingku dengan balutan rok pendek ketat menampakan pahanya yang mulus, bukan namanya Burhan kalo tidak mampu menaklukan wanita yang suka obral tubuh itu
“Boleh saja .. hhmmm .. “ sahutku enteng sambil menatap ke wanita ini dengan sorotan tajam, aku sengaja tidak memandang kesintalan tubuhnya, tatapan mata yang kupentingkan, jika wanita ini takut menatapku akan mudah kutaklukan. Kulancarkan rayuanku
“Eh .. jangan dulu donk Tan .. apa kompensasinya jika saya dibohongi “ tanyaku
“Haaan .. Citibank itu bank terpercaya … tidak mungkin kami menggelapkan uang nasabah .. nasabah adalah raja .. nasabah harus dilayani sebaik baiknya apapun maunya “ papar Malinda Dee dengan penuh senyum menggoda itu
“Termasuk urusan ini itu “ sahutku dengan nada memancing
“Maksud kamu ?” tanya Malinda Dee dengan gaya bahasa muda untuk mengimbangi aku.
“Ndak aaah .. saya lihat dulu klaususl kontrak “ tanyaku lebih jauh
“Baik .. tapi percayalah saja deh “ sahut Malinda Dee dengan memegang tanganku itu, tujuannya tidak lain merayuku, aku pun balik melakukan rayuan
“Hmm .. Tante Malinda punya suami ?” tanyaku
“Iya .. kenapa ?” tanya balik
Ketika Malinda Dee melepaskan tangannya itu, gantian aku yang memegang tangannya, sontak Malinda Dee menjadi terkejut, baru kali ini ada calon nasabah yang lebih nakal
“Maaaf .. saya yang melayani anda bukan anda yang melayani saya “ sahut Malinda Dee dengan tersenyum, namun kemudian menunduk menatap ke selakanganku yang dimana kontolku tercetak jelas, Malinda Dee sampai bergetar bibirnya ketika melihat pertama kali bajuku kusingkapkan itu.
Aku melancarkan serangan gerilya ketika tangan Malinda Dee terlepas dan menulis form
“KTP yaa “ sahut Malinda Dee, kukeluarkan KTPku dan kemudian tanganku melingkar ke pinggangnya
“Jangan nakal aaaaaaah “ tolak Malinda Dee ketika aku memegang pinggangnya itu
Malinda-Dee2 “Ndak jadi aaaaaaah “ sahutku pendek membuat Malinda Dee tersenyum dan membiarkan tanganku menempel di pinggangnya itu, perlahan lahan aku mendekat pada tubuh nan harum itu, rambut panjang yang setengah pirang itu membuatku semakin mabuk memeknya Malinda Dee yang ingin aku buktikan kalo jembutnya lebat. Aku terus melancarkan gerilya, tanganku naik membuat Malinda Dee menjadi tidak tenang
“Tolong .. ini hubungan antara nasabah dengan bank, Haan “ sahut Malinda Dee yang berusaha menekan tanganku turun karena sudah dekat buah dadanya yang besar itu.
“Semalam aku bermimpi tidur dengan tante Malinda “ jawabku enteng membuat Malinda Dee menjadi terkejut.
“Cuma mimpi yaaa “
“Dinyatakan saja sekarang “ kataku enteng sambil nakal langsung memegang buah dadanya
“Jangan kurang Haaan .. aku panggil satpam “ ancam Malinda Dee
Aku sudah kepala basah, aku langsung membekap mulut Malinda Dee, aku sudah tidak tahan ingin menelanjangi pegawai citibank satu ini, awalnya Malinda Dee berusaha berontak, namun kalah tenaga, tanganku sudah memeluknya erat sambil memegang buah dadanya yang besar itu
“Kau boleh daftarkan aku jadi nasabahmu .. tapi aku ingin dirimu juga, kau sungguh menggodaku “ bisikku dengan nada pelan sambil tanganku nakal menuju ke selakangannya. Malinda Dee berusaha berontak, namun pemberontakan itu lama lama menjadi lemah.
“Jangaan .. saya wanita baik baik .. tak pantas melakukan itu “ sahut Malinda Dee setelah kulepas bekapannya sambil tanganku melebarkan pakaian bagian tengah yang belahan blazernya terbuka, tersembulah buah dadanya itu. Malinda Dee sendiri sampai setengah marah, namun aku tenang tenang saja. Kupandang sejenak dengan tatapan tajam, Malinda Dee pun menunduk, kuangkat dagunya
“Kita teman Tan .. “ sahutku sambil tersenyum, aku pun langsung menyerbu ke bibirnya, awalnya Malinda Dee terkejut, kudorong tubuhnya sehingga kini Malinda Dee berada di bawah tindihan, Malinda Dee menolak lumatan bibirku, namun aku tak kurang akal, tanganku menyelinap ke dalam roknya langsung masuk dalam celana dalamnya
“Oooooooh .. Burhaan .. jangaaaaaaaaan “ sahut Malinda Dee dengan nada lemah
“Kau akan kuberi bonus Tan .. jadikan aku nasabahmu . aku semalam sudah konak pengin sama Tante Malinda “ sahutku sambil nakal mengelus elus memeknya dengan menyelusup ke celana dalamnya itu.
Malinda Dee hanya diam pasrah saja, kami kemudian saling beradu bibir, Malinda Dee menanggapi bibirku pelan pelan, tanganku semakin nakal mencolek colek memeknya
“Haaan .. Oh Burhaaan sudaaah aaaaaaaaaah .. tak baaaik “ sahut Malinda Dee dengan mendorong dadaku agar tidak menindihnya
“Tulis saja dulu Tan .. “ sahutku sambil nakal menurunkan bagian dadanya sehingga cup bra yang besar itu menjadi tontonanku.
Malinda Dee kemudian menulis ke form pendaftaran nasabah private yang berbahasa Inggris itu, namun aku semakin nakal masuk ke dalam memeknya, kutarik celana dalamnya itu
“Duuuh . jangan bahayaa .. ini di kantor .. kita lakukan di luar sajaa .. aku bisa kena sangsi “ sahut Malinda Dee yang malah merem melek keenakan itu.
Aku tidak menjawab, ketika Malinda Dee menulis lagi dataku, tanganku membuka resluting dan kukeluarkan kontolku, Malinda Dee tidak sadar ketika berpaling padaku matanya langsung melotot melihat kontolku sudah ngaceng besar, Malinda Dee sampai menutup mulutnya dan mundur sejengkal
Aku kemudian langsung berdiri
“Emut kontolku Taaaaaaaan “
“Burhaaaaan .. ini urusan rekening .. bukan seks “ elak Malinda Dee
“Lupakaaan .. rasakan kontolku dulu .. tante juga nakal .. semalam lirik selakanganku“ sahutku dengan paksa menekan kepala Malinda Dee, Malinda Dee pun menurut. Lidah Malinda Dee langsung menjulur julur menikmati kontolku, kusingkapkan rambutnya itu, aku kemudian terus membuka blazernya itu, kuturunkan sehingga kini kebesaran buah dada Malinda Dee benar benar membuatku lupa daratan.
malinda dee doyan kontol Malinda Dee memegang kontolku dengan gemetar, setelah menjilati kontolku empat kali, Malinda Dee terasa jengah dan meludah ke lantai, kontolku yang besar itu tidak sanggup ditatap oleh Malinda Dee. Namun aku sudah kepala basah, kususupkan tanganku ke belahan buah dada Malinda Dee yang over size, tangan Malinda Dee mencekalku, rupanya Malinda Dee berusaha untuk menghindari nafsu buta, aku semakin penasaran, kupelorotkan sekalian celanaku sampai lepas, Malinda Dee memandangku ke atas dengan sinis, namun aku kini pegang kendali terhadap wanita montok itu, kontolku yang besar menjulang ngaceng itu kembali kusodorkan dan menempel di pipi Malinda Dee, sontak Malinda Dee menghindar. Aku tersenyum padanya, namun Malinda Dee hanya memalingkan mukanya ke samping.
“Ayoo deh Tan .. uangku itu tak seberapa .. masih ada yang lain .. ayo deh Tante Malinda kita bermain kontol yuuk .. tuh kontolku sudah ngaceng .. pengin ngewe memek Tante Malinda “ rajukku semakin kalap melepaskan blazer Malinda itu kemudian dengan paksa menarik pakaian dalam setelah blaszer sehingga kemontokan buah dadanya semakin jelas, bentuk branya berbeda dengan bra biasa, talinya lebih lebar dan bentuk branya lebih tipis, puntingnya tercetak nakal, di meja aku melihat ada cutter, kusambar dengan tangan kiriku, aku kemudian ke belakang punggung, kuputus tali branya itu, sontak buah dadanya yang besar itu langsung terburai ke bawah.
“Wooow .. susu Tante Malinda gedhe bangeeet .. aku suka bermain di susu Tante yaa .. kontolku nanti menggesek gesek itu .. “ kataku membuat Malinda Dee kini menutup kedua buah dadanya dengan tangannya menyilang, aku kemudian memutus tali branya lagi, sehingga tuntas sudah tali branya terlepas, Malinda Dee ketakutan dengan bibir gemetar, tidak menyangka ada calon nasabah yang begitu nekad ingin menyetubuhinya, aku kemudian berjongkok dan kutatap mata Malinda Dee, namun Malinda Dee menolak tatapanku dengan memalingkan mukanya, aku kemudian mengelus pahanya yang mulus itu, kulihat sejenak selakangannya sudah basah
“Tante daah basah yaa .. minta disodok sodok sama kontolku ?” tanyaku membuat Malinda Dee terdiam memandangku
“Jangan tatap aku Taan .. tatap saja kontolku “ godaku dengan menyelusupkan kedua tanganku, Malinda Dee menolak aku menarik celana dalamnya
“Lepass deeh .. aku pengin lihat jembut Tante Malinda .. ayo deh Taan .. kontolku enaaak, jangan biarkan aku melukaimu, Tante .. kita sama sama puas, Tante dapat nasabah baru .. aku dapat memek Tante Malinda “ sahutku sambil nakal lebih dalam ke belakang menarik resluting roknya di belakang, Malinda menekan pantatnya ke belakang melarangku menarik reslutingnya.
Toh perlawanan demi perlawanan itu mulai mengendur, namun Malinda Dee masih ogah kuajak untuk bersetubuh. Kupaksa tarik resluntingnya
“Haan .. jangaaaan aaah . tolong jangan lakukaaan . jangan “ tolak Malinda Dee dengan wajah sangat kawatir karena masih berada di kantor
“Ayoolah Taan .. lepas rok Tante .. kita akan selalu memuaskan .. tante nanti pasti ketagihan kontolku “ sahutku dengan tersenyum, kutarik rok pendek itu sampai ke lututnya, Malinda Dee sudah mulai pasrah. Sampai ke lutut aku kemudian menurunkan sampai mata kakinya, aku kemudian mengangkat pantat sedikit dan kutarik celana dalam Malinda Dee, awalnya Malinda Dee menolak
“Duuh .. aku sudah telanjang, kontolku sudah keluar .. ayo deeh Taaan .. aku ingin lihat sarang Tante Malinda .. jembut tante lebat khan ?” selidikku yang membuat Malinda Dee memerah mukanya malu luar biasa itu.
“Jangaaan .. tolong .. sekali lagi .. jangan lakukan .. saya takut .. taa taakuut “ iba Malinda Dee dengan wajah tegang luar biasa, namun celana dalam Malinda Dee pun terlepas jadilah wanita ini menggenakan pakaian awut awutan, bagian dadanya tersembul buah dadanya yang besar, bagian selakangannya memang penuh dengan jembut, lepas aku menelanjangi Manager Relationship Citibank ini, aku kemudian berdiri, kupegang kontolku
“Buka mulut Tante Malindaaa, eh .., Malinda sayaangku .. ayo deh emut kontolku, masukin kontolku dalam mulut Malinda .. enak kok .. ayolaaaaah .. nanti aku oral memek Malinda “ rayuku semakin menggila, namun Malinda Dee hanya menutup mulutnya, kusodorkan kontolku namun Malinda Dee menutup mata dan mulutnya, kutekan kontolku ke bibirnya yang merapat itu. Kutatap lagi wajahnya yang cantik itu, kutekan juga kontolku ke bibirnya yang masih merapat, matanya terpejam tidak berani membuka, aku tersenyum, penolakan yang munafik, biasanya kalo posisi terdesak pastilah wanita ini akan kabur ke arah pintu yang dikuncinya sendiri. Walau tidak kupegang tubuhnya namun Malinda Dee tetap saja di tempatnya.
Buah dadanya besar itu sungguh indah sekali, puntingnya besar, tubuhnya mulai berkeringat, bagian memeknya yang penuh jembut itu membasah seiring rangsanganku yang membuat Malinda Dee semakin terbuai nafsu.
“Ayooo bukaaaaaaa “ kataku lagi, tak kusangka wanita ini malah memundurkan kepalanya dan membuka matanya
“Sayaa yaa ti ti daaak daaak sangguuup .. “ ujar Malinda Dee dengan bibir gemetar
“Atau aku langsung coblos memek Tante Malinda ?” ajakku dengan mendorong bagian pundaknya agar telentang di kursi empuk nan panjang itu
“Jangaaaaaaaaan “ tolak Malinda Dee dengan gelagapan
“Berarti emut kontolku dulu ya ?” tanyaku lagi
“Jangaaaaaaan “ sahut Malinda Dee sekali lagi, matanya kembali terpejam. Aku memajukan selakanganku lagi, kutekan kontolku sampai menyentuh ke bibirnya lagi.
“Ayoo bukaaaaaa “ kataku dengan nada tinggi.
Perlahan bibir Malinda Dee membuka namun kecil
“Kurang lebaaaaaar “ perintah, Malinda Dee membuka lebih lebar dan aku langsung mendorong paksa kontolku yang besar itu membuat Malinda Dee membeliak matanya
“Mmmmmmmmmmmmmmmmhhhhh .. “ lenguh Malinda Dee yang tidak menyangka kontolku melesak nakal sesak dalam mulutnya, gesekan giginya yang menggesek kontolku kutahan rasa sakitnya, Malinda Dee menahan dengan menekan ke pinggangku agar kontolku tidak masuk lebih dalam. Kulihat mulut Malinda sudah kemasukan kontolku sampai separo, namun tidak bisa mundur lagi karena sandaran kursi panjang bagian belakang itu sudah tertempel di belakang kepala Malinda Dee.
“Ayooo .. Tante Malinda .. lonteku sayaaaaaaaaaaaang “ sahutku dengan suara yang mengajaknya agar lebih insten dalam berhubungan seks dengan Manager Relationship Citibank Land Mark Jakarta ini.
Malinda Dee sampai matanya melotot, menahan selakanganku setelah menekan di pinggang
“Diperkosa itu tidak enak Tante .. mending nikmati saja kontolkuu “ kataku lagi sambil menekan kontolku sehingga kontolku amblas lebih dalam mulutnya.
Perlahan wanita itu menjulurkan lidahnya dan menjilati kepala kontolku bagian dalam, kurasakan sentukan dan gesekan lidahnya begitu nikmat, kurasakan kontolku seperti dielus elus barang halus, sontak aku merasakan horny luar biasa, rambutnya yang pirang itu menambah cantiknya Malinda Dee, Malinda Dee lebih cantik jika dalam posisi mengemut kontol.
Perlahan kontolku kutarik dan kumajukan Malinda Dee pun mengikuti gerakanku, kepala wanita ini pelan pelan maju mundur, kontolku yang sesak dalam mulutnya itu diemut dan dipermainkan.
“Iyaa .. teruus Taaaan .. Tante Malinda memang doyan kontol .. nanti akan kubuat maniak kontol deeh “ racauku dengan merogoh ke buah dadanya yang bergelantungan sangat indah nan besar itu, membuat Malinda Dee menggeliat tubuhnya, perlahan pahanya membuka seiring gerakan kepalanya mengeluarmasukan kontolku itu.
Kurasakan setiap mili Malinda Dee mengemut kontolku keluar masuk dengan pelan pelan, kubiarkan selakanganku diam saja agar kepala Malinda Dee yang aktif maju mundur memasukan kontolku itu.
Malinda Dee terus perlahan mengulum kontolku.
Malinda Dee alias Inong Melinda “Ayoo teruus Tanteee .. Malindaku sayaang . kocok kontolku jugaa “ perintahku, Malinda Dee masih memejamkan matanya menikmati oral kontolku dalam mulutnya, kontolku kemudian dipegangnya, Malinda Dee mengeluarkan kontolku itu, kemudian membuka matanya dan menatap kontolku dengan pandangan yang masih risih, bibirnya gemetar sehingga air liurnya menetes seiring emutan pada kontolku yang sudah keluar itu.
“Bilang .. Tante Malinda doyan kontol “ perintaku, Malinda Dee menggeleng pelan
“Ayoo “ sahutku
“Iyaa yaa .. Malinda do do yaan .. koon .. kontol .. “ ujar Malinda Dee dengan gemetar seolah takut takut.
“Bersediakan Tante Malinda kuewe memeknya ?” tanyaku
“Iya yaa .. maaa maaau “
“Kita akan kawin sayaang .. Tante Malinda akan kukawini nanti .. “ rayuku lagi
“Yaaa .. Malinda mau saja dikawini .. tapi keluar di luaaar “ elak Malinda Dee dengan menggeleng pelan
“Di dalam Tante .. “
“Tidak maaaaaau “ jawab Malinda Dee dengan nada sedikit galak.
“Oke .. kocok kontolku deh Taaan .. aku pengin Tante Malinda bermain dengan kontolkuuu “ perintahku dengan menatap tajam ke matanya itu, kusingkapkan rambutnya itu agar tidak berada di depan dadanya, sehingga aku bisa menikmati kemontokan susunya yang besar itu.
“Eiit .. Tante Malinda bilang yang tegas deeh …. doyan kontolku gitu “ ajakku lagi
“Iyaa .. Malinda suka kontolmuuu “ sahut Malinda Dee dengan nada dinaikan lebih keras.
Malinda Dee kemudian mengocok kontolku pelan pelan, tangannya yang lentik itu tidak sanggup melingkari kontolku, kontolku yang basah karena air liur itu terasa mudah di kocok oleh Malinda Dee.
“kita enam sembilan tanteee .. siap yaa “ kataku dengan menahan tangan Malinda Dee, Malinda Dee pun menurut kemudian Malinda Dee menggeser duduknya lalu rebahan.
“Aku suka memek Tante Malinda yang penuh jembut ini “ ujarku dengan naik ke kursi panjang nan empuk itu mengangkangi tubuh Malinda Dee yang montok luar biasa itu. Buah dadanya sampai bergerak ke sana ke mari seiring tubuhnya rebahan ke kursi panjang itu.
“Buka paha Tante Malindaaa .. uuuh .. basaah bangeeet .. sudah ndak tahan ya tante .. sabar deeeh … aku lebarin memek tante yaa “ kataku dengan membungkuk dan langsung menjilati memek basah itu dengan rakus, Malinda Dee tak karuan dengan mendesis sambil tangannya menggapai meja di sampingnya itu, kusapu memek yang basah itu, kujilati lubang memeknya itu dengan lidahnya
“Ooh .. jangaaan aaaaaaaaah aduuuh .. jangaaaan …. Aaaaaaaaaaauh sssssssshhh ssssssshhh hhh .. mmmmmmhh, mmmhhh .. Haaan .. jangaan nakaaal aaaaaaaaaah .. uuuh eeeeeeh .. oooooh …mmmhhhhh “ desis Malinda Dee dengan kepala menggeleng geleng, matanya melihat ke bawah karena posisi kepalanya lebih tinggi dengan rebahan itu, namun aku kemudian menurukan selakangaku, sehingga kontolku menutupi pandangan Malinda Dee di mana aku sedang nakal menjilati memeknya.
Tangan Malinda Dee pun memegang kontolku dengan erat dan dikocoknya
“Aayoo kocok .. kocokin yaaaaaaaaa “ ajakku dengan melesakan lidahku masuk ke dalam celah memeknya yang basah itu, mulut Malinda Dee kemudian membuka dan menelan kontolku
“Hmmm .. Tante Malinda sudah doyan kontol rupanyaa “ sahutku dengan kembali mempermainkan lubang memek Malinda Dee itu, aku semakin bersemangat menggarap manager citibank ini.
Aku begitu rakusnya menjilati lubang memeknya yang memerah seiring aksi nakalku menjilati dan menyedot lubang memeknya, belum lagi pahanya yang montok itu aku elus elus dengan rabaanku, kuangkat bagian dadaku lebih atas dan kulihat Malinda Dee sedang asyik mengulum kontolku keluar masuk mulutnya.
Kusapu kembali lubang memeknya, kujilati klirotisnya itu, kali ini Malinda Dee sudah semakin cepat bermain dengan kontolku.
Tubuh kami sudah penuh dengan keringat, kami berdua sudah telanjang bulat ingin segera kawin di kursi panjang kantor Citibank Land Mark jalan Sudirman Jakarta itu.
Geliat tubuh Malinda Dee semakin tak karuan seiring jilatan lidahku di klitorisnya itu, perlahan lahan Malinda Dee tak karuan sampai menahan kontolku dan dikocoknya pelan.
“Sudaah Tanteee “ kataku sambil mengelus elus memek Malinda Dee. Aku pun menahan tangan Malinda Dee agar tidak bermain dengan kontolku, aku kemudian memutar kemudian aku keluar dari kursi panjang itu, aku berdiri dan kutarik tangan Malinda Dee.
“Ayo emut lagi yang semangat Tante .. yakinlah Tante Malinda sangat doyan kontol .. Malinda sayang .. lonteku sayaaang .. ayo deeh .. emut kontolku “ ajakku lagi
Malinda Dee yang bangun itu langsung kusodorkan kontolku, Malinda Dee langsung saja melahap kontolku dengan membuka mulutnya lebar lebar, kali Malinda Dee setengah rakus memasukan dan mengeluarkan kontolku dalam mulutnya, lidahnya menjilati kontolku, kontolku dengan lahap dimakan dan diemut emut, kontolku sampai dipakai menggosok giginya, kontolku menyelinap di antara gigi dan pipinya itu>
“Hhhmmm .. mmmmmmmmmhhh .. “ suara yang keluar dari mulut Malinda Dee, gantian sebelah kanan pipi dan giginya digosok oleh kontolku terasa nikmat luar biasa, kemudian Malinda Dee menggocok kontolku dengan cepat, terakhir Malinda Dee menyedot kontolku walau tidak kuat namun kurasakan nikmat luar biasa
“Sudah Tante .. aku pengin kawin sama Tante Malinda .. rebahan deh Tantee .. aku coblos yaa “ ajakku sambil menahan tangan Malinda Dee yang masih memegang kontolku itu. Malinda Dee pun menurut kemudian rebahan
“Lebarkan paha Tante Malinda .. wuih .. Tante memang nikmati kalo digenjot dari atas “ pujiku
“Iyaa .. genjotin saja sepuasmu .. “ sahut Malinda Dee tanpa ekspresi itu.
Aku kemudian naik lagi ke atas dan berada dalam naungan pahanya yang mulus itu, kulebarkan pahanya, kutatap buah dadanya yang besar itu, sedangkan Malinda Dee sampai tegang menunggu kontolku masuk ke dalam memeknya
“Bersediakah Tante Malinda aku kawini ?” tanyaku
“Yaa .. kawini sajaaa “ jawab Malinda Dee pendek.
“Siap yaa .. memek tante sempit … “
Aku kemudian menindihnya dan mengajaknya saling bercumbu, kulumat bibirnya yang seksi itu, Malinda Dee pun membalas lumatanku, tanganku kupakai dengan meremas buah dadanya sebelah kiri itu, Malinda Dee sampai menggeliat, hendak menahan kepalaku, namun lumatanku sangat rakus, sehingga Malinda Dee pasrah mengikuti lumatanku, kurasakan lidah kami saling bertaut, kami saling menghisap, kurasakan hisapan, kurasakan manisnya bibir Malinda Dee itu.
Malinda Dee sampai terengah kuajak saling melumat itu
“Ta taaa haaan aaaaah .. tante ndak kuaaat aaah .. “ elak Malinda Dee menghindar lumatanku itu.
“Oke deeh .. aku coblos yaaa “ sahutku dengan menghembuskan nafasku karena aku juga tidak tahan ingin segera kawin dengan Manager Relation Citibank ini.
Malinda Dee mengangguk pelan, kupegang kontolku dan kudesakan pada lubang memeknya yang basah itu, Malinda Dee menjerit kecil
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh .. sakit .. aaaaaaaaaaaah ..sssssssssssshhh hhhh… huuuuuuuh .. mmmmmmmmmmhhhh “ lenguh Malinda Dee merasakan kontolku mulai melesak masuk
“Tarik duluu . uuuuuuuh “ seru Malinda Dee kemudian, kutarik kontolku dan kutekan dengan tenaga besar membuat Malinda Dee mendongak ke atas. Kuatur rambutnya ke atas agar tidak mengangguku bermain dengan susuku, kumasukan punting susunya dalam mulutku dan kusedot sehingga Malinda Dee menjerit lagi.
Kontolku kutarik dan perlahan lahan kontolku melesak lebih dalam disertai gemetaran tubuh Malinda Dee yang tak karuan rasanya aku kontoli itu. Malinda Dee sampai membusungkan dadanya ke atas, kontolku sudah masuk separo, luar biasa sesak dalam memeknya, sampai sampai aku menahan sebentar sambil membuang nafas.
Kami diam sejenak, Malinda Dee menungguku aku kemudian menarik kontolku, kudorong lagi dan kami pun semakin panas saja, keringat membanjiri tubuh kami, hawa AC dingin tidak kami gubris.
Berkali kali aku turun dan naik dengan tenaga besar, kuhujamkan kontolku dalam dalam agar amblas nan mentok disertai jeritan Malinda Dee melenguh
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Malinda Dee dengan nafas yang ngos ngosan itu, aku pun tidak memberi jeda, aku langsung menindihnya mengejar bibirnya sambil pantatnya naik turun menggenjotnya
“Aaah .. Haan aaaaaaaah …. Nggak kuaaat aaaaaaaah “ erang Malinda Dee merasakan serbuah bibir, kontol, serta tanganku yang meremas buah dadanya yang besar itu, Malinda Dee montang manting tak karuan, genjotan demi genjotan aku lakukan.
susu besar malinda dee “Oooh .. sssssssssssssssh ssssssssshhh hhh .. aaaaaaaaauh aaaaaah .. uuuh aaah .. uuuh .. aah .. uuuuh “ lenguh Malinda Dee seiring aku menggenjotnya dengan gencar, memeknya yang basah itu nikmat sekali, kurasakan gesekan batang kontolku di dinding memeknya yang mengcengkeram dengan ketat, kurasakan kontolku seperti di peras peras dan diurut urut oleh otot otot memeknya itu.
Kami berpacu dengan gerakan berlawanan
“Uuh memek Tanteee Malindaaaaa ..enak bangeeeeeet hhuuuuuuuuuuh ..ayo deeeh .. ayoo .. ikuti gerakaaaanku “ ajakku dengan gencar menggenjot Manager Relation Citibank Land Mark ini.
Aku menggenjot lebih cepat sampai Malinda Dee merem melek keenakan, ta kusangka Malinda Dee sampai mengeluarkan kata nikmat
“Ohh .. enaaak eeeeeh .. aaaaauh .. sudaah aaaah sudaaah .. ndaaak kuaat “ lenguh Malinda Dee tak karuan, aku pun terus gencar menyerbu, kontolku sudah tidak tahan, Malinda Dee berusaha mengontrol agar kontolku tidak muncrat di dalam, namun karena terbuai serbuanku itu Malinda Dee pun pasrah jika aku menggelontorkan spermaku menembus rahimnya.
Kurasakan memek Malinda Dee menjepit kuat kontolku, kurasakan mata Malinda Dee hanya terlihat memutih keenakan aku setubuhi, tubuhnya tergoncang goncang akibat sodokanku itu, Malinda Dee sampai terpejam kemudian ketika tubuhnya sudah tidak kuat lagi, memeknya menjepit kuat kontolku dan itupun aku merasakan kontolku sudah tidak tahan, Malinda Dee menjerit kuat ketika mencapai puncak klimaks dengan tubuh tegan dada membusung menabrak dadaku
“Ooooooooooooooooooooooh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Malinda Dee kuat sambil tubuhnya tegang, aku pun menghujamkan kontolku dalam dan kusemburkan isi kontolku
“Craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaat .. craaaaaaaaat … craaaaaaat “
Kami berdua sampai berkelonjotan bertindihan itu, tubuh kami bersemangat berkelonjotan, Malinda Dee penuh dengan keringat membanjir, aku pun lemas setelah berkelonjotan, kurasakan banyak cairan kental yang kurasakan pada kontolku yang tertancap dalam memeknya yang basah itu
Lelehan spermaku sampai keluar dari sela sela memek Malinda Dee, Malinda Dee diam dengan dada naik turun dan mata tertutup, sejenak kami diam, namun aku terkejut ketika tangan Malinda Dee menepuk pundakku keras
“Kurang ajaaar .. aku bilang di luar .. masak di dalam “ sungut Malinda Dee dengan wajah marah.
“Ntar aku sodoki lebih keras .. “ sahutku enteng
“Jangaan “ tolak Malinda Dee lagi
“Tidaak .. kita akan main lagi .. sampai sama sama puas .. aku belum puas Tante .. aku pengin Tante Malinda nungging di meja mancal .. “
“Waduuuh .. jangaan aaaaaaaah .. kita lakukan di luar sajaa .. Tante ndak mau “ tolak Malinda Dee yang gelagapan itu
“Pokoknya sekarang .. atau aku batalin nyimpen uang di citibank” ujarku santai
“Huuh .. kamu jahaaat .. ini gimana kalo aku hamil ? payah aaah sudaah aaaah “ tolak Malinda Dee dengan nada protes
“Sekali lagi kita main .. sama sama puas Tante .. oke deeh .. ayo deh Tan .. setelah ini kita selesaikan kontrak .. gimana ?” tanyaku
Malinda Dee menatapku kosong dan kemudian memalingkan wajahnya, nasibnya benar benar apes, mengejar uangku malah Malinda Dee menggadaikan tubuhnya untuk kugeluti, kutarik badanku dan aku pun merasakan sakitnya kontolku tergesek itu, aku menarik badanku dan duduk di depan Malinda Dee yang tiduran mengangkang itu.
Malinda Dee bangun dan sampai shock melihat kontolku penuh lendir
“Jilati Tante .. jilati, habisin spermaku .. telaaaaaaaaaaan “ ajakku sambil memegang kepala Malinda Dee dengan paksa, Malinda Dee pun sampai berusaha berontak
“Gilaaaaaaa .. kamu seperti binataaang “
“Tante Malinda juga betinaaaaaaaa “ balasku tak kalah. Malinda Dee sampai tegang tak karuan menahan tanganku yang menekan kuat itu, Malinda Dee masih tidak mau, aku tetap terus berusaha agar kontolku bersih, setelah itu akan kuewe di meja kerjanya itu.
“Ayoo deh Tan .. uangku itu tak seberapa .. masih ada yang lain .. ayo deh Tante Malinda kita bermain kontol yuuk .. tuh kontolku sudah ngaceng .. pengin ngewe memek Tante Malinda “ rajukku semakin kalap melepaskan blazer Malinda itu kemudian dengan paksa menarik pakaian dalam setelah blaszer sehingga kemontokan buah dadanya semakin jelas, bentuk branya berbeda dengan bra biasa, talinya lebih lebar dan bentuk branya lebih tipis, puntingnya tercetak nakal, di meja aku melihat ada cutter, kusambar dengan tangan kiriku, aku kemudian ke belakang punggung, kuputus tali branya itu, sontak buah dadanya yang besar itu langsung terburai ke bawah.
“Wooow .. susu Tante Malinda gedhe bangeeet .. aku suka bermain di susu Tante yaa .. kontolku nanti menggesek gesek itu .. “ kataku membuat Malinda Dee kini menutup kedua buah dadanya dengan tangannya menyilang, aku kemudian memutus tali branya lagi, sehingga tuntas sudah tali branya terlepas, Malinda Dee ketakutan dengan bibir gemetar, tidak menyangka ada calon nasabah yang begitu nekad ingin menyetubuhinya, aku kemudian berjongkok dan kutatap mata Malinda Dee, namun Malinda Dee menolak tatapanku dengan memalingkan mukanya, aku kemudian mengelus pahanya yang mulus itu, kulihat sejenak selakangannya sudah basah
“Tante daah basah yaa .. minta disodok sodok sama kontolku ?” tanyaku membuat Malinda Dee terdiam memandangku
“Jangan tatap aku Taan .. tatap saja kontolku “ godaku dengan menyelusupkan kedua tanganku, Malinda Dee menolak aku menarik celana dalamnya
“Lepass deeh .. aku pengin lihat jembut Tante Malinda .. ayo deh Taan .. kontolku enaaak, jangan biarkan aku melukaimu, Tante .. kita sama sama puas, Tante dapat nasabah baru .. aku dapat memek Tante Malinda “ sahutku sambil nakal lebih dalam ke belakang menarik resluting roknya di belakang, Malinda menekan pantatnya ke belakang melarangku menarik reslutingnya.
Toh perlawanan demi perlawanan itu mulai mengendur, namun Malinda Dee masih ogah kuajak untuk bersetubuh. Kupaksa tarik resluntingnya
“Haan .. jangaaaan aaah . tolong jangan lakukaaan . jangan “ tolak Malinda Dee dengan wajah sangat kawatir karena masih berada di kantor
“Ayoolah Taan .. lepas rok Tante .. kita akan selalu memuaskan .. tante nanti pasti ketagihan kontolku “ sahutku dengan tersenyum, kutarik rok pendek itu sampai ke lututnya, Malinda Dee sudah mulai pasrah. Sampai ke lutut aku kemudian menurunkan sampai mata kakinya, aku kemudian mengangkat pantat sedikit dan kutarik celana dalam Malinda Dee, awalnya Malinda Dee menolak
“Duuh .. aku sudah telanjang, kontolku sudah keluar .. ayo deeh Taaan .. aku ingin lihat sarang Tante Malinda .. jembut tante lebat khan ?” selidikku yang membuat Malinda Dee memerah mukanya malu luar biasa itu.
“Jangaaan .. tolong .. sekali lagi .. jangan lakukan .. saya takut .. taa taakuut “ iba Malinda Dee dengan wajah tegang luar biasa, namun celana dalam Malinda Dee pun terlepas jadilah wanita ini menggenakan pakaian awut awutan, bagian dadanya tersembul buah dadanya yang besar, bagian selakangannya memang penuh dengan jembut, lepas aku menelanjangi Manager Relationship Citibank ini, aku kemudian berdiri, kupegang kontolku
“Buka mulut Tante Malindaaa, eh .., Malinda sayaangku .. ayo deh emut kontolku, masukin kontolku dalam mulut Malinda .. enak kok .. ayolaaaaah .. nanti aku oral memek Malinda “ rayuku semakin menggila, namun Malinda Dee hanya menutup mulutnya, kusodorkan kontolku namun Malinda Dee menutup mata dan mulutnya, kutekan kontolku ke bibirnya yang merapat itu. Kutatap lagi wajahnya yang cantik itu, kutekan juga kontolku ke bibirnya yang masih merapat, matanya terpejam tidak berani membuka, aku tersenyum, penolakan yang munafik, biasanya kalo posisi terdesak pastilah wanita ini akan kabur ke arah pintu yang dikuncinya sendiri. Walau tidak kupegang tubuhnya namun Malinda Dee tetap saja di tempatnya.
Buah dadanya besar itu sungguh indah sekali, puntingnya besar, tubuhnya mulai berkeringat, bagian memeknya yang penuh jembut itu membasah seiring rangsanganku yang membuat Malinda Dee semakin terbuai nafsu.
“Ayooo bukaaaaaaa “ kataku lagi, tak kusangka wanita ini malah memundurkan kepalanya dan membuka matanya
“Sayaa yaa ti ti daaak daaak sangguuup .. “ ujar Malinda Dee dengan bibir gemetar
“Atau aku langsung coblos memek Tante Malinda ?” ajakku dengan mendorong bagian pundaknya agar telentang di kursi empuk nan panjang itu
“Jangaaaaaaaaan “ tolak Malinda Dee dengan gelagapan
“Berarti emut kontolku dulu ya ?” tanyaku lagi
“Jangaaaaaaan “ sahut Malinda Dee sekali lagi, matanya kembali terpejam. Aku memajukan selakanganku lagi, kutekan kontolku sampai menyentuh ke bibirnya lagi.
“Ayoo bukaaaaaa “ kataku dengan nada tinggi.
Perlahan bibir Malinda Dee membuka namun kecil
“Kurang lebaaaaaar “ perintah, Malinda Dee membuka lebih lebar dan aku langsung mendorong paksa kontolku yang besar itu membuat Malinda Dee membeliak matanya
“Mmmmmmmmmmmmmmmmhhhhh .. “ lenguh Malinda Dee yang tidak menyangka kontolku melesak nakal sesak dalam mulutnya, gesekan giginya yang menggesek kontolku kutahan rasa sakitnya, Malinda Dee menahan dengan menekan ke pinggangku agar kontolku tidak masuk lebih dalam. Kulihat mulut Malinda sudah kemasukan kontolku sampai separo, namun tidak bisa mundur lagi karena sandaran kursi panjang bagian belakang itu sudah tertempel di belakang kepala Malinda Dee.
“Ayooo .. Tante Malinda .. lonteku sayaaaaaaaaaaaang “ sahutku dengan suara yang mengajaknya agar lebih insten dalam berhubungan seks dengan Manager Relationship Citibank Land Mark Jakarta ini.
Malinda Dee sampai matanya melotot, menahan selakanganku setelah menekan di pinggang
“Diperkosa itu tidak enak Tante .. mending nikmati saja kontolkuu “ kataku lagi sambil menekan kontolku sehingga kontolku amblas lebih dalam mulutnya.
Perlahan wanita itu menjulurkan lidahnya dan menjilati kepala kontolku bagian dalam, kurasakan sentukan dan gesekan lidahnya begitu nikmat, kurasakan kontolku seperti dielus elus barang halus, sontak aku merasakan horny luar biasa, rambutnya yang pirang itu menambah cantiknya Malinda Dee, Malinda Dee lebih cantik jika dalam posisi mengemut kontol.
Perlahan kontolku kutarik dan kumajukan Malinda Dee pun mengikuti gerakanku, kepala wanita ini pelan pelan maju mundur, kontolku yang sesak dalam mulutnya itu diemut dan dipermainkan.
“Iyaa .. teruus Taaaan .. Tante Malinda memang doyan kontol .. nanti akan kubuat maniak kontol deeh “ racauku dengan merogoh ke buah dadanya yang bergelantungan sangat indah nan besar itu, membuat Malinda Dee menggeliat tubuhnya, perlahan pahanya membuka seiring gerakan kepalanya mengeluarmasukan kontolku itu.
Kurasakan setiap mili Malinda Dee mengemut kontolku keluar masuk dengan pelan pelan, kubiarkan selakanganku diam saja agar kepala Malinda Dee yang aktif maju mundur memasukan kontolku itu.
Malinda Dee terus perlahan mengulum kontolku.
Malinda Dee alias Inong Melinda “Ayoo teruus Tanteee .. Malindaku sayaang . kocok kontolku jugaa “ perintahku, Malinda Dee masih memejamkan matanya menikmati oral kontolku dalam mulutnya, kontolku kemudian dipegangnya, Malinda Dee mengeluarkan kontolku itu, kemudian membuka matanya dan menatap kontolku dengan pandangan yang masih risih, bibirnya gemetar sehingga air liurnya menetes seiring emutan pada kontolku yang sudah keluar itu.
“Bilang .. Tante Malinda doyan kontol “ perintaku, Malinda Dee menggeleng pelan
“Ayoo “ sahutku
“Iyaa yaa .. Malinda do do yaan .. koon .. kontol .. “ ujar Malinda Dee dengan gemetar seolah takut takut.
“Bersediakan Tante Malinda kuewe memeknya ?” tanyaku
“Iya yaa .. maaa maaau “
“Kita akan kawin sayaang .. Tante Malinda akan kukawini nanti .. “ rayuku lagi
“Yaaa .. Malinda mau saja dikawini .. tapi keluar di luaaar “ elak Malinda Dee dengan menggeleng pelan
“Di dalam Tante .. “
“Tidak maaaaaau “ jawab Malinda Dee dengan nada sedikit galak.
“Oke .. kocok kontolku deh Taaan .. aku pengin Tante Malinda bermain dengan kontolkuuu “ perintahku dengan menatap tajam ke matanya itu, kusingkapkan rambutnya itu agar tidak berada di depan dadanya, sehingga aku bisa menikmati kemontokan susunya yang besar itu.
“Eiit .. Tante Malinda bilang yang tegas deeh …. doyan kontolku gitu “ ajakku lagi
“Iyaa .. Malinda suka kontolmuuu “ sahut Malinda Dee dengan nada dinaikan lebih keras.
Malinda Dee kemudian mengocok kontolku pelan pelan, tangannya yang lentik itu tidak sanggup melingkari kontolku, kontolku yang basah karena air liur itu terasa mudah di kocok oleh Malinda Dee.
“kita enam sembilan tanteee .. siap yaa “ kataku dengan menahan tangan Malinda Dee, Malinda Dee pun menurut kemudian Malinda Dee menggeser duduknya lalu rebahan.
“Aku suka memek Tante Malinda yang penuh jembut ini “ ujarku dengan naik ke kursi panjang nan empuk itu mengangkangi tubuh Malinda Dee yang montok luar biasa itu. Buah dadanya sampai bergerak ke sana ke mari seiring tubuhnya rebahan ke kursi panjang itu.
“Buka paha Tante Malindaaa .. uuuh .. basaah bangeeet .. sudah ndak tahan ya tante .. sabar deeeh … aku lebarin memek tante yaa “ kataku dengan membungkuk dan langsung menjilati memek basah itu dengan rakus, Malinda Dee tak karuan dengan mendesis sambil tangannya menggapai meja di sampingnya itu, kusapu memek yang basah itu, kujilati lubang memeknya itu dengan lidahnya
“Ooh .. jangaaan aaaaaaaaah aduuuh .. jangaaaan …. Aaaaaaaaaaauh sssssssshhh ssssssshhh hhh .. mmmmmmhh, mmmhhh .. Haaan .. jangaan nakaaal aaaaaaaaaah .. uuuh eeeeeeh .. oooooh …mmmhhhhh “ desis Malinda Dee dengan kepala menggeleng geleng, matanya melihat ke bawah karena posisi kepalanya lebih tinggi dengan rebahan itu, namun aku kemudian menurukan selakangaku, sehingga kontolku menutupi pandangan Malinda Dee di mana aku sedang nakal menjilati memeknya.
Tangan Malinda Dee pun memegang kontolku dengan erat dan dikocoknya
“Aayoo kocok .. kocokin yaaaaaaaaa “ ajakku dengan melesakan lidahku masuk ke dalam celah memeknya yang basah itu, mulut Malinda Dee kemudian membuka dan menelan kontolku
“Hmmm .. Tante Malinda sudah doyan kontol rupanyaa “ sahutku dengan kembali mempermainkan lubang memek Malinda Dee itu, aku semakin bersemangat menggarap manager citibank ini.
Aku begitu rakusnya menjilati lubang memeknya yang memerah seiring aksi nakalku menjilati dan menyedot lubang memeknya, belum lagi pahanya yang montok itu aku elus elus dengan rabaanku, kuangkat bagian dadaku lebih atas dan kulihat Malinda Dee sedang asyik mengulum kontolku keluar masuk mulutnya.
Kusapu kembali lubang memeknya, kujilati klirotisnya itu, kali ini Malinda Dee sudah semakin cepat bermain dengan kontolku.
Tubuh kami sudah penuh dengan keringat, kami berdua sudah telanjang bulat ingin segera kawin di kursi panjang kantor Citibank Land Mark jalan Sudirman Jakarta itu.
Geliat tubuh Malinda Dee semakin tak karuan seiring jilatan lidahku di klitorisnya itu, perlahan lahan Malinda Dee tak karuan sampai menahan kontolku dan dikocoknya pelan.
“Sudaah Tanteee “ kataku sambil mengelus elus memek Malinda Dee. Aku pun menahan tangan Malinda Dee agar tidak bermain dengan kontolku, aku kemudian memutar kemudian aku keluar dari kursi panjang itu, aku berdiri dan kutarik tangan Malinda Dee.
“Ayo emut lagi yang semangat Tante .. yakinlah Tante Malinda sangat doyan kontol .. Malinda sayang .. lonteku sayaaang .. ayo deeh .. emut kontolku “ ajakku lagi
Malinda Dee yang bangun itu langsung kusodorkan kontolku, Malinda Dee langsung saja melahap kontolku dengan membuka mulutnya lebar lebar, kali Malinda Dee setengah rakus memasukan dan mengeluarkan kontolku dalam mulutnya, lidahnya menjilati kontolku, kontolku dengan lahap dimakan dan diemut emut, kontolku sampai dipakai menggosok giginya, kontolku menyelinap di antara gigi dan pipinya itu>
“Hhhmmm .. mmmmmmmmmhhh .. “ suara yang keluar dari mulut Malinda Dee, gantian sebelah kanan pipi dan giginya digosok oleh kontolku terasa nikmat luar biasa, kemudian Malinda Dee menggocok kontolku dengan cepat, terakhir Malinda Dee menyedot kontolku walau tidak kuat namun kurasakan nikmat luar biasa
“Sudah Tante .. aku pengin kawin sama Tante Malinda .. rebahan deh Tantee .. aku coblos yaa “ ajakku sambil menahan tangan Malinda Dee yang masih memegang kontolku itu. Malinda Dee pun menurut kemudian rebahan
“Lebarkan paha Tante Malinda .. wuih .. Tante memang nikmati kalo digenjot dari atas “ pujiku
“Iyaa .. genjotin saja sepuasmu .. “ sahut Malinda Dee tanpa ekspresi itu.
Aku kemudian naik lagi ke atas dan berada dalam naungan pahanya yang mulus itu, kulebarkan pahanya, kutatap buah dadanya yang besar itu, sedangkan Malinda Dee sampai tegang menunggu kontolku masuk ke dalam memeknya
“Bersediakah Tante Malinda aku kawini ?” tanyaku
“Yaa .. kawini sajaaa “ jawab Malinda Dee pendek.
“Siap yaa .. memek tante sempit … “
Aku kemudian menindihnya dan mengajaknya saling bercumbu, kulumat bibirnya yang seksi itu, Malinda Dee pun membalas lumatanku, tanganku kupakai dengan meremas buah dadanya sebelah kiri itu, Malinda Dee sampai menggeliat, hendak menahan kepalaku, namun lumatanku sangat rakus, sehingga Malinda Dee pasrah mengikuti lumatanku, kurasakan lidah kami saling bertaut, kami saling menghisap, kurasakan hisapan, kurasakan manisnya bibir Malinda Dee itu.
Malinda Dee sampai terengah kuajak saling melumat itu
“Ta taaa haaan aaaaah .. tante ndak kuaaat aaah .. “ elak Malinda Dee menghindar lumatanku itu.
“Oke deeh .. aku coblos yaaa “ sahutku dengan menghembuskan nafasku karena aku juga tidak tahan ingin segera kawin dengan Manager Relation Citibank ini.
Malinda Dee mengangguk pelan, kupegang kontolku dan kudesakan pada lubang memeknya yang basah itu, Malinda Dee menjerit kecil
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh .. sakit .. aaaaaaaaaaaah ..sssssssssssshhh hhhh… huuuuuuuh .. mmmmmmmmmmhhhh “ lenguh Malinda Dee merasakan kontolku mulai melesak masuk
“Tarik duluu . uuuuuuuh “ seru Malinda Dee kemudian, kutarik kontolku dan kutekan dengan tenaga besar membuat Malinda Dee mendongak ke atas. Kuatur rambutnya ke atas agar tidak mengangguku bermain dengan susuku, kumasukan punting susunya dalam mulutku dan kusedot sehingga Malinda Dee menjerit lagi.
Kontolku kutarik dan perlahan lahan kontolku melesak lebih dalam disertai gemetaran tubuh Malinda Dee yang tak karuan rasanya aku kontoli itu. Malinda Dee sampai membusungkan dadanya ke atas, kontolku sudah masuk separo, luar biasa sesak dalam memeknya, sampai sampai aku menahan sebentar sambil membuang nafas.
Kami diam sejenak, Malinda Dee menungguku aku kemudian menarik kontolku, kudorong lagi dan kami pun semakin panas saja, keringat membanjiri tubuh kami, hawa AC dingin tidak kami gubris.
Berkali kali aku turun dan naik dengan tenaga besar, kuhujamkan kontolku dalam dalam agar amblas nan mentok disertai jeritan Malinda Dee melenguh
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ lenguh Malinda Dee dengan nafas yang ngos ngosan itu, aku pun tidak memberi jeda, aku langsung menindihnya mengejar bibirnya sambil pantatnya naik turun menggenjotnya
“Aaah .. Haan aaaaaaaah …. Nggak kuaaat aaaaaaaah “ erang Malinda Dee merasakan serbuah bibir, kontol, serta tanganku yang meremas buah dadanya yang besar itu, Malinda Dee montang manting tak karuan, genjotan demi genjotan aku lakukan.
susu besar malinda dee “Oooh .. sssssssssssssssh ssssssssshhh hhh .. aaaaaaaaauh aaaaaah .. uuuh aaah .. uuuh .. aah .. uuuuh “ lenguh Malinda Dee seiring aku menggenjotnya dengan gencar, memeknya yang basah itu nikmat sekali, kurasakan gesekan batang kontolku di dinding memeknya yang mengcengkeram dengan ketat, kurasakan kontolku seperti di peras peras dan diurut urut oleh otot otot memeknya itu.
Kami berpacu dengan gerakan berlawanan
“Uuh memek Tanteee Malindaaaaa ..enak bangeeeeeet hhuuuuuuuuuuh ..ayo deeeh .. ayoo .. ikuti gerakaaaanku “ ajakku dengan gencar menggenjot Manager Relation Citibank Land Mark ini.
Aku menggenjot lebih cepat sampai Malinda Dee merem melek keenakan, ta kusangka Malinda Dee sampai mengeluarkan kata nikmat
“Ohh .. enaaak eeeeeh .. aaaaauh .. sudaah aaaah sudaaah .. ndaaak kuaat “ lenguh Malinda Dee tak karuan, aku pun terus gencar menyerbu, kontolku sudah tidak tahan, Malinda Dee berusaha mengontrol agar kontolku tidak muncrat di dalam, namun karena terbuai serbuanku itu Malinda Dee pun pasrah jika aku menggelontorkan spermaku menembus rahimnya.
Kurasakan memek Malinda Dee menjepit kuat kontolku, kurasakan mata Malinda Dee hanya terlihat memutih keenakan aku setubuhi, tubuhnya tergoncang goncang akibat sodokanku itu, Malinda Dee sampai terpejam kemudian ketika tubuhnya sudah tidak kuat lagi, memeknya menjepit kuat kontolku dan itupun aku merasakan kontolku sudah tidak tahan, Malinda Dee menjerit kuat ketika mencapai puncak klimaks dengan tubuh tegan dada membusung menabrak dadaku
“Ooooooooooooooooooooooh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Malinda Dee kuat sambil tubuhnya tegang, aku pun menghujamkan kontolku dalam dan kusemburkan isi kontolku
“Craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaat .. craaaaaaaaat … craaaaaaat “
Kami berdua sampai berkelonjotan bertindihan itu, tubuh kami bersemangat berkelonjotan, Malinda Dee penuh dengan keringat membanjir, aku pun lemas setelah berkelonjotan, kurasakan banyak cairan kental yang kurasakan pada kontolku yang tertancap dalam memeknya yang basah itu
Lelehan spermaku sampai keluar dari sela sela memek Malinda Dee, Malinda Dee diam dengan dada naik turun dan mata tertutup, sejenak kami diam, namun aku terkejut ketika tangan Malinda Dee menepuk pundakku keras
“Kurang ajaaar .. aku bilang di luar .. masak di dalam “ sungut Malinda Dee dengan wajah marah.
“Ntar aku sodoki lebih keras .. “ sahutku enteng
“Jangaan “ tolak Malinda Dee lagi
“Tidaak .. kita akan main lagi .. sampai sama sama puas .. aku belum puas Tante .. aku pengin Tante Malinda nungging di meja mancal .. “
“Waduuuh .. jangaan aaaaaaaah .. kita lakukan di luar sajaa .. Tante ndak mau “ tolak Malinda Dee yang gelagapan itu
“Pokoknya sekarang .. atau aku batalin nyimpen uang di citibank” ujarku santai
“Huuh .. kamu jahaaat .. ini gimana kalo aku hamil ? payah aaah sudaah aaaah “ tolak Malinda Dee dengan nada protes
“Sekali lagi kita main .. sama sama puas Tante .. oke deeh .. ayo deh Tan .. setelah ini kita selesaikan kontrak .. gimana ?” tanyaku
Malinda Dee menatapku kosong dan kemudian memalingkan wajahnya, nasibnya benar benar apes, mengejar uangku malah Malinda Dee menggadaikan tubuhnya untuk kugeluti, kutarik badanku dan aku pun merasakan sakitnya kontolku tergesek itu, aku menarik badanku dan duduk di depan Malinda Dee yang tiduran mengangkang itu.
Malinda Dee bangun dan sampai shock melihat kontolku penuh lendir
“Jilati Tante .. jilati, habisin spermaku .. telaaaaaaaaaaan “ ajakku sambil memegang kepala Malinda Dee dengan paksa, Malinda Dee pun sampai berusaha berontak
“Gilaaaaaaa .. kamu seperti binataaang “
“Tante Malinda juga betinaaaaaaaa “ balasku tak kalah. Malinda Dee sampai tegang tak karuan menahan tanganku yang menekan kuat itu, Malinda Dee masih tidak mau, aku tetap terus berusaha agar kontolku bersih, setelah itu akan kuewe di meja kerjanya itu.
gaya menungging malinda dee inong malinda Kurasakan tangan Malinda Dee berusaha menahan tanganku yang menekan bagian kepalanya itu, rambut panjang pirang bergelombang itu begitu harum menusuk hidungku, wajahnya yang cantik dan awalnya aku tidak tahu kalo itu hasil operasi plastik, namun tetap saya mengundang birahiku untuk menggeluti wanita cantik bertoket besar ini, kurasakan tubuhnya benar benar hangat, belum lagi wanita pendek dengan paha besar nan mulus ini benar benar membuat naluri seksku menjadi semakin liar, ingin menjadikan Malinda Dee sebagai lahan mengobok obok memeknya sepuasku, akan kubuat Malinda Dee merintih rintih, mengerang erang ketika kontolku keluar masuk memeknya yang sempit itu, namun tidak mudah karena Malinda Dee sendiri juga berusaha menghindari keinginanku agar suka sama suka, walau aku tahu Malinda Dee sebenarnya tidak mau, namun karena sudah terlanjur basah aku harus terus memperdaya wanita ini, kuabaikan hal hal yang di luar dugaan terjadi. Kutahan kepalanya itu, dengan galak Malinda Dee mencubit lenganku sehingga tanganku terlepas Malinda Dee pun dengan nada marah menghardikku
“Aku tak maaaaaaaau “ jawab Malinda Dee dengan ketus. Malinda Dee merasa jijik jika harus menjilati kontolku yang masih berlendir kental itu.
“Sudahlah Tante .. sekali yuk .. kita kawin .. habis itu kita beresin kontrakku .. “ ajakku dengan memegang kepala Malinda Dee agar menatapku
“Tapi … tapi .. jangan di sini aaah .. aku tidak mau .. bahayaaa “ jawab Malinda Dee dengan wajah masih takut itu.
“Sekali saja deh .. kaki Tante Malinda mancal ke mejaa .. aku genjot dari belakaaaang “ ujarku dengan mengelus elus buah dadanya bak buah melon itu.
Malinda Dee diam tak menjawabku, kubisikan kata kata yang membuat Malinda Dee kembali jengah
“Cepetaan biar selesai .. jilati kontolku .. biar bersih .. jangan dilap “ desakku membuat Malinda Dee surut ke belakang namun kutahan kepalanya, aku kembali menekan dengan kuat
“JILAAAAAAAT “ bentakku membuat Malinda Dee akhirnya mengalah, lidahnya menjulur menjilati kontolku yang berlendir itu, Malinda Dee sampai gemetar tangannya ketika bertelepak di samping pahaku itu, kulihat dengan cara miring, Malinda Dee menjilati kontolku dengan mata memejam tidak kuat menahan dirinya menjilati sperma itu.
“Buka mata Tante Malinda .. jangan setengah tengaah .. telan air maniku bulat bulaaat “ perintahku lagi
Kurasakan lidah Malinda Dee terus bergerak menjilati kontolku, bibirnya sampai gemetar ketika mengangkat kepalanya itu, spermaku pun masuk ke dalam mulutnya, lendir kental yang menempel pada kontolku lumayan banyak, sehingga bibir Malinda Dee kini penuh dengan lendir kental warna putih.
“Pegang janji Tante . katanya mau kukawini, mau kuewe .. ayo .. kuewe lagi .. cepet bersihin kontolku “ perintahku pada Malinda Dee yang terus melakukan jilatan ke kontolku yang semakin ngaceng itu. Kulihat memek Malinda Dee juga berlendir namun aku membiarkan saja, perlahan lahan kontolku bersih kembali.
“Trim Tante .. tante memang doyan kontol .. yuk, kita mejaaa .. pancalin kaki Tante Malinda .. aku pengin genjot lagi “ ajakku yang dijawab dengan anggukan pelan namun setengah ragu, namun aku sudah keburu turun dari kursi panjang itu
“Tapi “ sahut Malinda Dee
“Lho katanya sudah janji mau dikawini .. katanya Tante Malinda bersedia kuewe, kukawini “ ingatku lagi membuat Malinda Dee menundukan mukanya, jebakan yang kubuat itu semakin membuat Malinda Dee tak berkutik.
“Itu aku ucap ndak sadaar .. tolong please .. kita sudahin sajaa “
“Tidak sebelum kuewe dengan nungging “ desakku sambil menarik tangan Malinda Dee itu, Malinda Dee seolah berat namun karena aku menariknya kuat membuat Malinda Dee akhirnya beranjak juga dari duduk di kursi panjang, wanita setengah baya bertoket besar itu turun, buah dadanya ikut tergoncang goncang. Kugeser handphoneku yang berdiri, aku sebenarnya sudah merekam sejak aku melancarkan gerilnya sampai kontolku berlendir dijilati oleh lidah Malinda Dee.
“Kawin itu enak Tante .. yuk kawin lagi “ ajakku dengan meremas pantat besar milik Malinda Dee, Malinda Dee sampai menahan tanganku agar tidak meremasnya, kutarik tanganku dan kutepuk pantatnya keras
“Plooooooooooooooook “
“Ampuuuuuuuuuuuuuuun, baaa .. baaa iik … “ jerit Malinda Dee yang akhirnya menurut, kakinya yang mulus, pahanya yang berisi itu sungguh sangat merangsangku.
Malinda Dee menaikan kaki kirinya ke meja, di bagian selakangannya aku elus, masih menyisakan lendir kental, kusapu dengan tanganku agar lendir itu berpindah ke jari jariku, aku kemudian membawa jariku ke depan bibir Malinda Dee.
“Jilatin “perintahku, Malinda Dee pun langsung menjilati tanpa membantah
“Nah gitu .. betina siap dikawini sama jagoo .. memek Tante Malinda siap kawin lagi “
“Pelaaan ya Haan .. sakit kalo maksaaaa .. “
“Iyaa .. berjanji Tante Malinda selalu mau kuajak kawin “
“Iyaa yaaa .. kamu boleh kawini Tante Malinda kapan sajaaa “ ujar Malinda Dee yang sebenarnya cuma akal bulus agar hubungan kawinku dengannya segera berakhir itu. Aku tidak percaya kata kata Malinda Dee, jika bohong aku akan mengangbangnya bersama kawan kawanku yang juga berkontol gedhe.
Kudorong pundak Malinda Dee agar turun, kutarik pula kursi di sampingku agar berada dekat Malinda Dee, Malinda Dee kemudian membungkuk, aku pun maju merapatkan tubuhku, kupeluk sebentar sambil bermain dengan susunya yang over size itu, kurasakan memang rasa susunya berbeda, terasa lebih kenyal walau ada kekendoran, namun kuabaikan, yang penting coblos memeknya, semburin sperma. Malinda Dee kawatir jika aku kembali menggelontorkan spermaku, itu yang tidak dimaui oleh Malinda Dee.
Kupegang kontolku, tangan Malinda Dee pun ikut memegang kontolku, kulepas tanganku, Malinda Dee melongok ke bawah, mengepaskan kontolku ke lubangnya itu.
“Pelan ya Haaan “ rajuk Malinda Dee dengan wajah iba
“Bilang .. Burhan sayaaang .. Tante Malinda senang dikontoli .. senang diewe, mau dikawini kapan saja “ bisikku dengan nada agak membesar.
“Iya .. Burhan sayang .. Tante Malinda selalu ingin dikawini sama kontolmu .. janji Tante besok besok mau diajak kawin sama kamu .. “
Malinda-Dee doyan kawin “Sumpah ?” tanyaku. Malinda Dee terdiam, rupanya wanita ini kembali terjebak, sikap manisnya hanya membuatku agar terbuai. Namun aku sudah mengantungi kartu as, Malinda Dee tidak sadar kalo hapeku sebenarnya di meja itu sudah merekam adegan perkawinan kami di kursi panjang nan empuk itu.
“Iyaa yaa aaaaah .. Tante Malinda bersumpah mau dikawini memek tante sama kontolmu .. sama kontol besarmu ini … “ sahut Malinda Dee dengan nafas yang berat, wajahnya seola tegang karena bersumpah
“Pegang mulut Tante .. kalo besok bohong akan kusumpal mulut Tante Malinda dengan kontolku selama sejam .. “ ancamku membuat Malinda Dee setengah terkejut.
“Belum lagi .. akan kubondage jika bohong “ ancamku
“Jangaan aaaaaaaaah .. benaaar .. Tante Malinda bersumpah, akan selalu mengemut kontolmu, diewe memek tante, dikawini, disemburin sperma, bahkan tante Malinda hamil biar sajaa .. ayo nih .. Tante ada rapat sejam lagi .. ayo kawinin Tante Malinda cepaat .. ayo sayaaang .. kontolmu tekaan yaa “ ajak Malinda Dee yang memang sejam lagi akan rapat direksi.
Kutekan kontolku dengan kuat, sehingga Malinda Dee membeliak matanya
“Busyeeeeeet .. Tante suruh pelan malah keras .. sakit tauk .. kontolmu itu gedhe bego “ ungkap Malinda Dee dengan nada senewen.
“Jadilah lonteku “ sahutku
“Iya … Malinda Dee menjadi lontemu .. siap kau ewe kapan sajaa “ sahut Malinda Dee dengan merem keenakan seiring kontolku kembali mencoblos memeknya yang basah itu.
“Lonte atau istri ?” tanyaku dengan mengejar
“Ngggg .. eeh .. dua duanya laaah ya istri ya lonte .. “ ujar Malinda Dee dengan tersenyum, aku tahu kalo itu senyum terpaksa.
“Pembohong besaaaar .. awas besok kalo ndak mau .. temui aku selepas pulang kantor di tempatku .. kita akan kawin lagi yaa “ ajakku
“Aduuh .. Tante Malinda besok ke Singapore .. ada rapat di kantor Singapore ..” tolak Malinda Dee dengan berat
“Sebelum ke Singapore .. kuewe dulu .. nanti kuantar ke bandara ..” tawarku
“Ndak bisa aaah “
Kusodokan kontolku dengan keras membuat Malinda Dee menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaoh …sakit .. iyaa iyaa yaaaa.. besok Tante Malinda datang siap kawin .. Tante Malinda datang sudah nggak make celana dalam .. kamu langsung saja kawinin Tante Malinda “ tawar Malinda Dee dengan wajah tegang berkeringat itu.
“Juga tanpa bra “ sahutku dengan penuh kemenangan
“Iyaa .. cuma make pakaian .. tanpa bra dan celdaam . duuuh kontolmu panas .. stoop .. memek Tante sakit nih .. aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. sayaaang aaaah .. aduuuh .. tolong .. stop aaah .. jangan desaak .. ampun ..aaaampuuuuuuuuuun aaaaaaaarggggkhhh “ lenguh Malinda Dee merasakan desakan kontolku yang ngaceng itu lebih dalam, Malinda Dee sampai membenturkan kepalanya ke sandaran kursi itu.
“Aku sudah terbiasa dibohongi wanita macam Tante Malinda, bilangnya iya, sumpahnya iya .. tapi sama saja … mulutnya tak beda dengan memeknya, minta disumpal kontol selama sejam “ kataku dengan nada setengah tinggi membuat Malinda Dee menggeliat tak tahan kontolku yang sudah masuk separo itu, kurasakan kontolku menembus lubang yang hangat, kurasakan kembali otot otot di dinding memek Malinda Dee meremas dan mengurut kontolku lembut
“Memek Tante Malinda enak bangeet .. hangaat .. ayo lonte “
“Iyaa, sayaaang .. tolong Burhan, sayaang .. jangan main keras yaaa,aduuuuuuuh memek tante jadi sakit , mmmmmmmmmhhhhh “ rajuk Malinda Dee dengan penuh harap.
Kutarik kontolku kemudian ku desak lagi, Malinda Dee kembali melenguh merasakan kontolku itu.
“Jadilah maniak kontolku “
“Iya .. Tante Malinda akan menjadi maniak kontolmu .. kontol bebas mengewe memek tante .. janji.. sumpaaaah “ ucap Malinda Dee yang bicara ceplas ceplos tanpa dipikir itu.
“Mintalah yang sopan .. Burhan .. kawinin tante .. semburin spermamu .. hamili tante .. uuh .. memek tante menjepit kontolku nakaaal “
“Eh aaaauh huuh .. mmmmmmhh .. iyaaa .. Burhan, sayaaang .. kawinin tante donk . tante minta dengan sangat agar kontolku menyembur dalam memek tante sehingga Tante Malinda bisa hamil “ ucap Malinda Dee dengan nada merdu, kali ini aku merasakan bahwa Malinda Dee benar benar berucap.
“Naaah .. itu baru Tante Malinda .. Inong Malinda memang doyan kontol .. huuuuuh .. tahaaaan yaa “ pujiku sambil menarik kontolku dan mendesak sedikit lebih keras membuat Malinda Dee alias Inong Melinda ini kembali menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaoh hoooooooooh . Haaan .. Burhan, sayaaang .. kamu nakaal aaah .. Tante dah bilang pelaaan .. tapi kamu maksa keras .. sakit taaaaukk .. Tante dah bersumpah kok selalu ingin dikawini sama kamuu “ ucap Malinda Dee dengan gelagapan.
“Besok kawin sama aku .. jamnya yang ngatur aakuu .. tempatnya besok aku kasih tahu “ tawarku
“Iyaa ..siap sayaang .. kita besok kawin lagi ..uuuuuuuuuuuuh ..auuuuuuuuh ..aaaaaaaaauh sssssssssssssssh ssssssssshh hhh .. aaduuuh ..aaaaaauh ssssssssssssssssshhh ssssshhh hhh “ Malinda Dee mendesis dan mulai merintih rintih lagi.
“Nggggghkk … aaaaaaaauh .. ngggg … aduuh .. sssssssssssssssshh ssssssssshh hhh aaaaaaaaaauh … sakit .. ayo amblasin . amblasin .. aaaaaaaaaarggggghh “ seru Malinda Dee bersahutan dengan rintihannya itu, tubuh penuh keringat bercucuran itu.
“Uuuuh ..aaaaaaaaaaaauh sempitnyaaaa .. “ lenguhku sambil menarik dan mendorong lagi, kontolku semakin amblas dalam lubangnya yang becek itu, kutarik dan kuhujamkan kontolku lagi
Malinda Dee menjerit lagi dengan suara yang serak
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. huuuh .. capeek .. capeeek .. jangan maksaaa .. Tante Malinda sudah tuaaa” aku Malinda Dee dengan wajah penuh keringat sambil kepalanya miring, matanya melirik padaku namun kemudian merem melek keenakan
“Enaak yaa .. duuh aku suka memek tante “ sahutku dengan memeluk tubuhnya, mempermainkan punting susunya dan kupuntir puntir
“Duuh iyaa . nikmatnya .. enaknya kontol kamu, sayaaang .. Burhan sayaang ..ayo genjot .. mana kuat memek Tante nahan kontolmu .. kontol gedhe ini “ sahut Malinda Dee dengan mata terpejam erat, kedua tangan Malinda Dee kini memegang ke sandaran kursi dengan kuat menunggu sodokanku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaowwwwwwhh … “ jerit Malinda Dee ketika aku mulai menggenjotnya maju mundur, kurasakan nikmatnya memek empot ayam milik Malinda Dee ini, walau empot ayam, jepitan itu juga ketat sampai membuat kontolku diperas luar biasa nakalnya.
buah dada besar malinda dee Ku bor memek basah itu dengan pelan pelan, Malinda Dee merintih merintih dengan memegang sandaran kursi itu, mejanya sampai berantakan karena aku mendorongnya, bahkan laptopnya nyaris jatuh. Hanya handhoneku tetap aman saja karena lebih jauh dari tempat kami mengadu kawin itu.
Genjotan demi genjotan aku lakukan sampai membuat Malinda Dee kewalahan menghadapi gencarnya kontolku yang maju mundur
“Uuuuh .. ngggggggggghhh .. enaaaak . ayoo teruu, sayaaang .. Burhan sayaang .. kawini Tanteemu teruus .. uuh kontolmu nakaaaaaaaal “ seru Malinda Dee yang kemudian merem melek keenakan
“Rasakan bor kontolku tante “ sahutku dengan mengebor searah jarum jam membuat Malinda Dee menggeliat bak cacing kepanasa, rambutnya yang pirang itu sampai menutupi kepalaku, kusingkirkan rambut itu, tangan kiri Malinda Dee sampai mengelus elus pahaku dari depan, kurasakan rangsangan luar biasa merasakan gairah seks yang tinggi di kantor Citibank Landmark mengawini manager satu ini.
Aku kembali melancarkan genjotan demi genjotan, sodokan demi sodokan, Malinda Dee ternyata wanita tipe multi orgasme sehingg sering cepat klimaks, tangan Malinda Dee yang awalnya mengelus elus pahaku itu kini mulai mengcengkeram, goncangan tubuhnya seiring sodokanku membuat Malinda Dee tergoncang goncang
“Teruuus .. teruus .. maau sampai sayaaaaaaaaaaaaang uuuh kontolmu .. kontolmu .. KONTOOOL “ rintih Malinda Dee dengan sambung teriakan itu.
Aku semakin gencar menggenjot memek Manager Relation Citibank ini, genjotan demi genjotan itu mmebuat memek Malinda Dee semakin menyempit
“Ngggggggggh aaaaaaaaaauh mmmhhh . dikit lagi .. dikit laaaaaaaagi “ erang Malinda Dee dengan wajah tegang sambil terpejam, kurasakan memeknya sempit, Malinda Dee sampai menggeliat bak cacing kepanasa, kontolku semakin lama semaki dijepit, Malinda Dee sampai menahan kursi dengan kuat kuat seiring hujaman kontolku itu. Malinda Dee sudah tidak kuat lagi, tangannya mencakar pahaku, kupeluk dan kupegang bagian perutnya, buah dadanya selalu bersentuhan dengan tanganku
“Ooooooooooooooooooooh “seru Malinda Dee ketika tegang luar biasa, Malinda Dee kemudian tak karuan, tubuhnya tegang beberapa saat dan kemudian dari dalam memeknya menembak cairan basah orgasme membasahi kontolku, seiring genjotanku yang gencar itu sampai muncrat
Malinda Dee kemudian berkelonjotan bak cacing kepanasan, tubuhnya kemudian lunglai tak berdaya, badannya lemas tanpa tulang, tubuhnya melorot dan badannya tersandar paa kursi, kutarik kontolku dengan paksa sehingga Malinda Dee menjerit kecil, aku kemudian mengelus elus kepalanya dan kucium
“Tante Malinda sayaaang .. enaaak ya ?” goda
“Iya yaa .. enaaaak .. Tante mulai suka sama kontolmu, sayaaang “ucap Malinda Dee dengan mata masih terpejam.
“Aku tak maaaaaaaau “ jawab Malinda Dee dengan ketus. Malinda Dee merasa jijik jika harus menjilati kontolku yang masih berlendir kental itu.
“Sudahlah Tante .. sekali yuk .. kita kawin .. habis itu kita beresin kontrakku .. “ ajakku dengan memegang kepala Malinda Dee agar menatapku
“Tapi … tapi .. jangan di sini aaah .. aku tidak mau .. bahayaaa “ jawab Malinda Dee dengan wajah masih takut itu.
“Sekali saja deh .. kaki Tante Malinda mancal ke mejaa .. aku genjot dari belakaaaang “ ujarku dengan mengelus elus buah dadanya bak buah melon itu.
Malinda Dee diam tak menjawabku, kubisikan kata kata yang membuat Malinda Dee kembali jengah
“Cepetaan biar selesai .. jilati kontolku .. biar bersih .. jangan dilap “ desakku membuat Malinda Dee surut ke belakang namun kutahan kepalanya, aku kembali menekan dengan kuat
“JILAAAAAAAT “ bentakku membuat Malinda Dee akhirnya mengalah, lidahnya menjulur menjilati kontolku yang berlendir itu, Malinda Dee sampai gemetar tangannya ketika bertelepak di samping pahaku itu, kulihat dengan cara miring, Malinda Dee menjilati kontolku dengan mata memejam tidak kuat menahan dirinya menjilati sperma itu.
“Buka mata Tante Malinda .. jangan setengah tengaah .. telan air maniku bulat bulaaat “ perintahku lagi
Kurasakan lidah Malinda Dee terus bergerak menjilati kontolku, bibirnya sampai gemetar ketika mengangkat kepalanya itu, spermaku pun masuk ke dalam mulutnya, lendir kental yang menempel pada kontolku lumayan banyak, sehingga bibir Malinda Dee kini penuh dengan lendir kental warna putih.
“Pegang janji Tante . katanya mau kukawini, mau kuewe .. ayo .. kuewe lagi .. cepet bersihin kontolku “ perintahku pada Malinda Dee yang terus melakukan jilatan ke kontolku yang semakin ngaceng itu. Kulihat memek Malinda Dee juga berlendir namun aku membiarkan saja, perlahan lahan kontolku bersih kembali.
“Trim Tante .. tante memang doyan kontol .. yuk, kita mejaaa .. pancalin kaki Tante Malinda .. aku pengin genjot lagi “ ajakku yang dijawab dengan anggukan pelan namun setengah ragu, namun aku sudah keburu turun dari kursi panjang itu
“Tapi “ sahut Malinda Dee
“Lho katanya sudah janji mau dikawini .. katanya Tante Malinda bersedia kuewe, kukawini “ ingatku lagi membuat Malinda Dee menundukan mukanya, jebakan yang kubuat itu semakin membuat Malinda Dee tak berkutik.
“Itu aku ucap ndak sadaar .. tolong please .. kita sudahin sajaa “
“Tidak sebelum kuewe dengan nungging “ desakku sambil menarik tangan Malinda Dee itu, Malinda Dee seolah berat namun karena aku menariknya kuat membuat Malinda Dee akhirnya beranjak juga dari duduk di kursi panjang, wanita setengah baya bertoket besar itu turun, buah dadanya ikut tergoncang goncang. Kugeser handphoneku yang berdiri, aku sebenarnya sudah merekam sejak aku melancarkan gerilnya sampai kontolku berlendir dijilati oleh lidah Malinda Dee.
“Kawin itu enak Tante .. yuk kawin lagi “ ajakku dengan meremas pantat besar milik Malinda Dee, Malinda Dee sampai menahan tanganku agar tidak meremasnya, kutarik tanganku dan kutepuk pantatnya keras
“Plooooooooooooooook “
“Ampuuuuuuuuuuuuuuun, baaa .. baaa iik … “ jerit Malinda Dee yang akhirnya menurut, kakinya yang mulus, pahanya yang berisi itu sungguh sangat merangsangku.
Malinda Dee menaikan kaki kirinya ke meja, di bagian selakangannya aku elus, masih menyisakan lendir kental, kusapu dengan tanganku agar lendir itu berpindah ke jari jariku, aku kemudian membawa jariku ke depan bibir Malinda Dee.
“Jilatin “perintahku, Malinda Dee pun langsung menjilati tanpa membantah
“Nah gitu .. betina siap dikawini sama jagoo .. memek Tante Malinda siap kawin lagi “
“Pelaaan ya Haan .. sakit kalo maksaaaa .. “
“Iyaa .. berjanji Tante Malinda selalu mau kuajak kawin “
“Iyaa yaaa .. kamu boleh kawini Tante Malinda kapan sajaaa “ ujar Malinda Dee yang sebenarnya cuma akal bulus agar hubungan kawinku dengannya segera berakhir itu. Aku tidak percaya kata kata Malinda Dee, jika bohong aku akan mengangbangnya bersama kawan kawanku yang juga berkontol gedhe.
Kudorong pundak Malinda Dee agar turun, kutarik pula kursi di sampingku agar berada dekat Malinda Dee, Malinda Dee kemudian membungkuk, aku pun maju merapatkan tubuhku, kupeluk sebentar sambil bermain dengan susunya yang over size itu, kurasakan memang rasa susunya berbeda, terasa lebih kenyal walau ada kekendoran, namun kuabaikan, yang penting coblos memeknya, semburin sperma. Malinda Dee kawatir jika aku kembali menggelontorkan spermaku, itu yang tidak dimaui oleh Malinda Dee.
Kupegang kontolku, tangan Malinda Dee pun ikut memegang kontolku, kulepas tanganku, Malinda Dee melongok ke bawah, mengepaskan kontolku ke lubangnya itu.
“Pelan ya Haaan “ rajuk Malinda Dee dengan wajah iba
“Bilang .. Burhan sayaaang .. Tante Malinda senang dikontoli .. senang diewe, mau dikawini kapan saja “ bisikku dengan nada agak membesar.
“Iya .. Burhan sayang .. Tante Malinda selalu ingin dikawini sama kontolmu .. janji Tante besok besok mau diajak kawin sama kamu .. “
Malinda-Dee doyan kawin “Sumpah ?” tanyaku. Malinda Dee terdiam, rupanya wanita ini kembali terjebak, sikap manisnya hanya membuatku agar terbuai. Namun aku sudah mengantungi kartu as, Malinda Dee tidak sadar kalo hapeku sebenarnya di meja itu sudah merekam adegan perkawinan kami di kursi panjang nan empuk itu.
“Iyaa yaa aaaaah .. Tante Malinda bersumpah mau dikawini memek tante sama kontolmu .. sama kontol besarmu ini … “ sahut Malinda Dee dengan nafas yang berat, wajahnya seola tegang karena bersumpah
“Pegang mulut Tante .. kalo besok bohong akan kusumpal mulut Tante Malinda dengan kontolku selama sejam .. “ ancamku membuat Malinda Dee setengah terkejut.
“Belum lagi .. akan kubondage jika bohong “ ancamku
“Jangaan aaaaaaaaah .. benaaar .. Tante Malinda bersumpah, akan selalu mengemut kontolmu, diewe memek tante, dikawini, disemburin sperma, bahkan tante Malinda hamil biar sajaa .. ayo nih .. Tante ada rapat sejam lagi .. ayo kawinin Tante Malinda cepaat .. ayo sayaaang .. kontolmu tekaan yaa “ ajak Malinda Dee yang memang sejam lagi akan rapat direksi.
Kutekan kontolku dengan kuat, sehingga Malinda Dee membeliak matanya
“Busyeeeeeet .. Tante suruh pelan malah keras .. sakit tauk .. kontolmu itu gedhe bego “ ungkap Malinda Dee dengan nada senewen.
“Jadilah lonteku “ sahutku
“Iya … Malinda Dee menjadi lontemu .. siap kau ewe kapan sajaa “ sahut Malinda Dee dengan merem keenakan seiring kontolku kembali mencoblos memeknya yang basah itu.
“Lonte atau istri ?” tanyaku dengan mengejar
“Ngggg .. eeh .. dua duanya laaah ya istri ya lonte .. “ ujar Malinda Dee dengan tersenyum, aku tahu kalo itu senyum terpaksa.
“Pembohong besaaaar .. awas besok kalo ndak mau .. temui aku selepas pulang kantor di tempatku .. kita akan kawin lagi yaa “ ajakku
“Aduuh .. Tante Malinda besok ke Singapore .. ada rapat di kantor Singapore ..” tolak Malinda Dee dengan berat
“Sebelum ke Singapore .. kuewe dulu .. nanti kuantar ke bandara ..” tawarku
“Ndak bisa aaah “
Kusodokan kontolku dengan keras membuat Malinda Dee menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaoh …sakit .. iyaa iyaa yaaaa.. besok Tante Malinda datang siap kawin .. Tante Malinda datang sudah nggak make celana dalam .. kamu langsung saja kawinin Tante Malinda “ tawar Malinda Dee dengan wajah tegang berkeringat itu.
“Juga tanpa bra “ sahutku dengan penuh kemenangan
“Iyaa .. cuma make pakaian .. tanpa bra dan celdaam . duuuh kontolmu panas .. stoop .. memek Tante sakit nih .. aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. sayaaang aaaah .. aduuuh .. tolong .. stop aaah .. jangan desaak .. ampun ..aaaampuuuuuuuuuun aaaaaaaarggggkhhh “ lenguh Malinda Dee merasakan desakan kontolku yang ngaceng itu lebih dalam, Malinda Dee sampai membenturkan kepalanya ke sandaran kursi itu.
“Aku sudah terbiasa dibohongi wanita macam Tante Malinda, bilangnya iya, sumpahnya iya .. tapi sama saja … mulutnya tak beda dengan memeknya, minta disumpal kontol selama sejam “ kataku dengan nada setengah tinggi membuat Malinda Dee menggeliat tak tahan kontolku yang sudah masuk separo itu, kurasakan kontolku menembus lubang yang hangat, kurasakan kembali otot otot di dinding memek Malinda Dee meremas dan mengurut kontolku lembut
“Memek Tante Malinda enak bangeet .. hangaat .. ayo lonte “
“Iyaa, sayaaang .. tolong Burhan, sayaang .. jangan main keras yaaa,aduuuuuuuh memek tante jadi sakit , mmmmmmmmmhhhhh “ rajuk Malinda Dee dengan penuh harap.
Kutarik kontolku kemudian ku desak lagi, Malinda Dee kembali melenguh merasakan kontolku itu.
“Jadilah maniak kontolku “
“Iya .. Tante Malinda akan menjadi maniak kontolmu .. kontol bebas mengewe memek tante .. janji.. sumpaaaah “ ucap Malinda Dee yang bicara ceplas ceplos tanpa dipikir itu.
“Mintalah yang sopan .. Burhan .. kawinin tante .. semburin spermamu .. hamili tante .. uuh .. memek tante menjepit kontolku nakaaal “
“Eh aaaauh huuh .. mmmmmmhh .. iyaaa .. Burhan, sayaaang .. kawinin tante donk . tante minta dengan sangat agar kontolku menyembur dalam memek tante sehingga Tante Malinda bisa hamil “ ucap Malinda Dee dengan nada merdu, kali ini aku merasakan bahwa Malinda Dee benar benar berucap.
“Naaah .. itu baru Tante Malinda .. Inong Malinda memang doyan kontol .. huuuuuh .. tahaaaan yaa “ pujiku sambil menarik kontolku dan mendesak sedikit lebih keras membuat Malinda Dee alias Inong Melinda ini kembali menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaoh hoooooooooh . Haaan .. Burhan, sayaaang .. kamu nakaal aaah .. Tante dah bilang pelaaan .. tapi kamu maksa keras .. sakit taaaaukk .. Tante dah bersumpah kok selalu ingin dikawini sama kamuu “ ucap Malinda Dee dengan gelagapan.
“Besok kawin sama aku .. jamnya yang ngatur aakuu .. tempatnya besok aku kasih tahu “ tawarku
“Iyaa ..siap sayaang .. kita besok kawin lagi ..uuuuuuuuuuuuh ..auuuuuuuuh ..aaaaaaaaauh sssssssssssssssh ssssssssshh hhh .. aaduuuh ..aaaaaauh ssssssssssssssssshhh ssssshhh hhh “ Malinda Dee mendesis dan mulai merintih rintih lagi.
“Nggggghkk … aaaaaaaauh .. ngggg … aduuh .. sssssssssssssssshh ssssssssshh hhh aaaaaaaaaauh … sakit .. ayo amblasin . amblasin .. aaaaaaaaaarggggghh “ seru Malinda Dee bersahutan dengan rintihannya itu, tubuh penuh keringat bercucuran itu.
“Uuuuh ..aaaaaaaaaaaauh sempitnyaaaa .. “ lenguhku sambil menarik dan mendorong lagi, kontolku semakin amblas dalam lubangnya yang becek itu, kutarik dan kuhujamkan kontolku lagi
Malinda Dee menjerit lagi dengan suara yang serak
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. huuuh .. capeek .. capeeek .. jangan maksaaa .. Tante Malinda sudah tuaaa” aku Malinda Dee dengan wajah penuh keringat sambil kepalanya miring, matanya melirik padaku namun kemudian merem melek keenakan
“Enaak yaa .. duuh aku suka memek tante “ sahutku dengan memeluk tubuhnya, mempermainkan punting susunya dan kupuntir puntir
“Duuh iyaa . nikmatnya .. enaknya kontol kamu, sayaaang .. Burhan sayaang ..ayo genjot .. mana kuat memek Tante nahan kontolmu .. kontol gedhe ini “ sahut Malinda Dee dengan mata terpejam erat, kedua tangan Malinda Dee kini memegang ke sandaran kursi dengan kuat menunggu sodokanku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaowwwwwwhh … “ jerit Malinda Dee ketika aku mulai menggenjotnya maju mundur, kurasakan nikmatnya memek empot ayam milik Malinda Dee ini, walau empot ayam, jepitan itu juga ketat sampai membuat kontolku diperas luar biasa nakalnya.
buah dada besar malinda dee Ku bor memek basah itu dengan pelan pelan, Malinda Dee merintih merintih dengan memegang sandaran kursi itu, mejanya sampai berantakan karena aku mendorongnya, bahkan laptopnya nyaris jatuh. Hanya handhoneku tetap aman saja karena lebih jauh dari tempat kami mengadu kawin itu.
Genjotan demi genjotan aku lakukan sampai membuat Malinda Dee kewalahan menghadapi gencarnya kontolku yang maju mundur
“Uuuuh .. ngggggggggghhh .. enaaaak . ayoo teruu, sayaaang .. Burhan sayaang .. kawini Tanteemu teruus .. uuh kontolmu nakaaaaaaaal “ seru Malinda Dee yang kemudian merem melek keenakan
“Rasakan bor kontolku tante “ sahutku dengan mengebor searah jarum jam membuat Malinda Dee menggeliat bak cacing kepanasa, rambutnya yang pirang itu sampai menutupi kepalaku, kusingkirkan rambut itu, tangan kiri Malinda Dee sampai mengelus elus pahaku dari depan, kurasakan rangsangan luar biasa merasakan gairah seks yang tinggi di kantor Citibank Landmark mengawini manager satu ini.
Aku kembali melancarkan genjotan demi genjotan, sodokan demi sodokan, Malinda Dee ternyata wanita tipe multi orgasme sehingg sering cepat klimaks, tangan Malinda Dee yang awalnya mengelus elus pahaku itu kini mulai mengcengkeram, goncangan tubuhnya seiring sodokanku membuat Malinda Dee tergoncang goncang
“Teruuus .. teruus .. maau sampai sayaaaaaaaaaaaaang uuuh kontolmu .. kontolmu .. KONTOOOL “ rintih Malinda Dee dengan sambung teriakan itu.
Aku semakin gencar menggenjot memek Manager Relation Citibank ini, genjotan demi genjotan itu mmebuat memek Malinda Dee semakin menyempit
“Ngggggggggh aaaaaaaaaauh mmmhhh . dikit lagi .. dikit laaaaaaaagi “ erang Malinda Dee dengan wajah tegang sambil terpejam, kurasakan memeknya sempit, Malinda Dee sampai menggeliat bak cacing kepanasa, kontolku semakin lama semaki dijepit, Malinda Dee sampai menahan kursi dengan kuat kuat seiring hujaman kontolku itu. Malinda Dee sudah tidak kuat lagi, tangannya mencakar pahaku, kupeluk dan kupegang bagian perutnya, buah dadanya selalu bersentuhan dengan tanganku
“Ooooooooooooooooooooh “seru Malinda Dee ketika tegang luar biasa, Malinda Dee kemudian tak karuan, tubuhnya tegang beberapa saat dan kemudian dari dalam memeknya menembak cairan basah orgasme membasahi kontolku, seiring genjotanku yang gencar itu sampai muncrat
Malinda Dee kemudian berkelonjotan bak cacing kepanasan, tubuhnya kemudian lunglai tak berdaya, badannya lemas tanpa tulang, tubuhnya melorot dan badannya tersandar paa kursi, kutarik kontolku dengan paksa sehingga Malinda Dee menjerit kecil, aku kemudian mengelus elus kepalanya dan kucium
“Tante Malinda sayaaang .. enaaak ya ?” goda
“Iya yaa .. enaaaak .. Tante mulai suka sama kontolmu, sayaaang “ucap Malinda Dee dengan mata masih terpejam.